Jelajah Budaya Sunda di Festival Budaya SMA Al Azhar Syifa Budi Parahyangan
Bandung Barat – SMA Al Azhar Syifa Budi Parahyangan memberi perhatian yang sangat besar dalam pelestarian kebudayaan, salah satu pengaplikasiannya melalui kegiatan Festival Budaya. Festival Budaya telah menjadi salah satu program jangka panjang yang digelar setiap tahun di lingkungan pendidikan SMA Al Azhar Syifa Budi Parahyangan. Setiap tahun tema yang diangkat dalam Festival Budaya Nusantara selalu berbeda. Tahun ini Festival Budaya bernama Pasundania yang merupakan singkatan dari Pasundan Mendunia. Pasundania di sini bukan merujuk ke wilayah namun cara berpikir atau palsafah hidup orang sunda yang diaplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti cara komunikasi, mata pencaharian, serta adat dan tradisi yang melekat. Mengambil nama Pasundania dengan harapan budaya sunda dengan segala kilauan adat dan tradisinya dapat terus menerus dilirik khususnya oleh orang Sunda-nya sendiri dan umumnya oleh masyarakat luas.
Selama dua hari penuh, mulai dari tanggal 14 hingga 15 Desember 2023, SMA Al Azhar Syifa Budi Parahyangan menjadi panggung bagi berbagai ekspresi seni dan produk kebudayaan Jawa Barat. Festival Budaya hadir dengan tujuan menjaga dan melestarikan warisan kebudayaan Jawa Barat sekaligus penerapan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Festival ini dirancang dalam dua bentuk utama: seni pertunjukan dan pasar seni. Hari pertama dipersembahkan untuk memamerkan kekayaan produk Kebudayaan Jawa Barat melalui pasar seni. Pengunjung tidak hanya melihat apa yang ditampilkan melalui stand, namun ikut merasakan bagaimana cara membuat produk Kebudayaan Jawa Barat melalui workshop yang disediakan disetiap stand. Contohnya di stand wayang golek, pengunjung bisa membuat wayang golek dan mengecat wayang golek, sekaligus belajar memainkan wayang golek. Festival budaya juga menyediakan Kaulinan Barudak yang membuat pengunjung bisa bermain bersama-sama. Di stand Topeng, ada praktik membuat topeng yang meningkatkan kreativitas pengunjung. Lalu di stand Pakakas Sunda dan senjata Nasional, pengunjung bisa merasakan menganyam beberapa pakakas sunda seperti boboko, hihid, dan cetok sapu nyere. Sedangkan, di stand Peperanian Sunda, pengunjung bisa belajar memakai iket sunda.
Di Stand Batik Nusantara, pengunjung bisa ikut membatik bersama. Bahkan, di Festival budaya, ada praktik nenun yang dapat memberikan pengetahuan bagaimana cara menenun kain. Festival Budaya juga memperkenalkan macam-macam upacara adat yang melibatkan pengunjung. Pengunjung juga bisa belajar mengenai teknik-teknik pencak silat di Stand Pencak Silat. Bahkan, pengunjung bisa melihat dan ikut terlibat dalam demonstrasi ibingan Singa Depok. Selanjutnya, di stand Tari Sunda ada aktivitas belajar bersama tari sunda. Pengunjung juga bisa mengetahui fase kehidupan Orang Sunda dari kehamilan, kelahiran, dewasa sampai akhir hayat. Termasuk didalamnya mata pencaharian. Diramu dalam diorama kehidupan orang sunda.
Pasar seni bukan sekadar pameran, melainkan juga wadah untuk mewariskan kebudayaan. Setiap produk yang dipamerkan tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga mengandung nilai historis dan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, Festival Budaya bukan hanya sekadar festival, tetapi juga perayaan keberagaman dan warisan budaya.
Sedangkan hari kedua, Festival Budaya menyajikan tontonan seni pertunjukan seperti ethnic collaboration music, traditional dance, fashion show, dan sendratari. Pertunjukan ethnic collaboration music merupakan pertunjukan musik yang menggabungkan idiom musik Barat dan musik tradisional. Repertoar lagu yang disajikan dapat menggunakan lagu-lagu modern maupun tradisional. Pertunjukan ethnic collaboration music pada gelaran Festival Budaya kali ini akan dipersembahkan oleh siswa-siswi kelas XI dan kelas XII SMA Al Azhar Syifa Budi Parahyangan. Adapun instrumen musik yang digunakan meliputi seperangkat alat musik tradisional seperti gamelan, seperangkat arumba, serta alat-alat musik modern meliputi piano, violin,drum, dan gitar. Lalu pada pertunjukan Tarian tradisional, tema yang diusung dari kebudayaan tertentu dengan ke khasan gerakan, koreografi dan musik pengiring. Tarian yang ditampilkan adalah Tari Rampak Kendang Wanoja, Tarian Upacara Adat Mapag Panganten Sunda, serta Tarian Kaulinan Barudak.
Pertunjukan sendratari merupakan sebuah pertunjukan yang mengangkat sebuah kisah atau cerita yang dipresentasikan melalui tarian, musik dan drama. Pertunjukan Sendratari yang ditampilkan meliputi Karembong Koneng, Lakon Cepot Rarabi, Si Kabayan Indit Ka Kota, dan Kumbakarna Gugur. Lalu ada Fashion Show baju adat tradisional yang digelar dengan peserta dari masing-masing kelas X, XI, dan XII. Tema yang dibawakan saat Fashion Show adalah Petani, Kandagan, Preppy Retro, Topeng Berbatik, Batik Nusantara, Keelokan Nusantara, Wayang Orang, Satria Tatar Sunda, dan Pamali. Siswa dan guru tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pemeran yang menghidupkan setiap rangkaian seni pertunjukan. Alvian Rivaldhi, Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menyatakan :” Festival Budaya dimulai dari pemberian proyek, bimbingan, pelaksanaan, hingga evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh. Siswa tidak hanya mengalami pembelajaran dan penerapan budaya, tetapi juga terlibat dalam mengorganisir kegiatan. Hal ini juga menjadi pembelajaran bagi mereka dalam mengembangkan soft skill”.
Kesuksesan Festival Budaya tidak terlepas dari dukungan penuh panitia. Khaira Salsadila, salah satu anggota panitia, menegaskan, “Terdapat banyak sekali nilai budaya Sunda yang dapat diwariskan melalui penampilan. Ada berbagai permainan yang masih dapat kita manfaatkan, selain terus bermain gadget. Pada Festival Budaya, kita juga disuguhkan dengan beragam makanan dan minuman khas Sunda yang dapat kita nikmati.” Di samping itu, Mutiara Kinanti, siswi kelas 11 di SMA Al Azhar Syifa Budi Parahyangan, menambahkan, “Festival Budaya kali ini sangat menghibur karena lebih mendalami kebudayaan Sunda. Stand–stand dari teman-teman kakak dan adik kelas sangat kreatif dan luar biasa. Penampilannya juga sangat mengesankan, terutama dari kelas 12. Penataan penampilannya sangat teratur dan menarik.”
Pada seluruh rangkaian Festival Budaya, acara tidak hanya ditujukan untuk orang tua, siswa, dan guru SMA. Namun, orang tua, siswa, dan guru dari unit lain juga diundang untuk hadir dan meramaikan kegiatan tersebut. Alqeanu Putra, seorang siswa dari Unit SMP, menyatakan, “Acara Festival Budaya SMA Al Azhar Syifa Budi sangat bagus, menarik, dan unik. Sangat seru dengan banyaknya permainan sunda yang sebelumnya belum kita ketahui, sehingga kita bisa belajar banyak hal baru.”